Waduk Gunung Rowo di Desa Sitiluhur Kecamatan Gembong Kabupaten Pati


Sabtu, 20 Oktober 2018

Pelatihan Pembuatan Blog bersama Pak Mampuono

Pada hari ini Sabtu 20 Oktober 2018 dilaksanakan pelatihan penulisan blog di SMK Negeri 2 Pati diikuti oleh guru produktif dan Guru Normada. Narasumbernya adalah Bapak Mampuono dari LPMP Semarang.

Pada pelatihan ini semua guru diajari bagaimana menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga jika disingkat menjadi menemu baling. Pada pelatihan ini semua peserta antusias untuk mengikuti pelatihan.
Dalam pelatihan pembuatan blog ini juga diajari dan diingatkan untuk menjadi guru yang benar yang tidak hanya bisa menyuruh tetapi juga ngelakoni. Bukan guru yang hanya jarkoni iso ngajar ora iso nglakoni.

Sedikit mengenai Pak Mampuono, beliau adalah penemu aplikasi Menemu Baling yang bisa di download dengan link download apk menemubaling.v04 .
Aplikasi ini dapat diinstal ke HP Android dan sangat memudahkan dalam menulis cukup dengan berkata semua tulisan langsung diketik sendiri oleh aplikasi tersebut.




Senin, 08 Oktober 2018

Jangan menikah dini

Menikah itu wajib hukumnya bagi yang sudah mampu. Jadi siapapun orangnya berhak dan wajib menikah dengan pasangan yang cocok. Namun ada juga yang menikahnya karena alasan alasan lain dan ada juga menikah dini.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa trend menikah muda pada usia remaja yaitu pada usia 16-19 tahun mengalami peningkatan secara signifikan. Dengan kata lain menikah muda makin diminati.  Memang bukan menjadi suatu permasalahan secara hukum maupun agama. Namun ternyata akibat menikah dini dapat menimbulkan masalah  psikologis dari suami maupun istri.

Biasanya pernikahan pada usia dini hanya didasari oleh perasaan saling mencintai dan saling ketergantungan satu sama lain tanpa memikirkan kenyataan bahwa kehidupan rumah tangga tidak hanya selesai dengan perasaan saja.
Dibawah ini terdapat empat hal berbahaya akibat menikah muda, diantaranya sebagai berikut:

1. Kesulitan ekonomi
Saat memutuskan untuk menikah diusia dini, pastinya secara tidak langsung akan berhenti sekolah karena  kemungkinan  baru sampai pada tahap Sekolah Menengah Atas. Jika  tidak menyelesakian tahap pendidikan ini, tentunya pasangan akan semakin kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Kesulitan mencari pekerjaan tentunya akan berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan rumah tangga. Alhasil kondisi ini bisa memicu keretakan rumah tangga.

2. Kehamilan tidak normal
Pada usia remaja, alat reproduksi sedang mengalami perkembangan dan kematangan namun tidak semua wanita memiliki tahapan yang sama dan jangka waktu yang sama antara perempuan satu dengan lainnya.

Organ reproduksi dan sel telur yang belum siap untuk kehamilan memiliki resiko yang besar untuk janin dan juga keberlangsungan hidup keduanya. Selain itu kehamilan yang tidak normal juga akan menimbulkan resiko mengalami tekanan darah tinggi bahkan kematian pada sang ibu.

Selain itu, karena kondisi hormon yang belum stabil pada rentang usia ini, bisa membuka peluang besar kemungkinan resiko terkena kanker serviks.

3. DepresiSaat kenyataan pahit dalam membangun rumah tangga menyadarkan kalian bahwa pernikahan tidak semudah yang dipikirkan. Beberapa bagian kesenanganmu akan terenggut seperti kehilangan teman, kehilangan masa muda, mendapatkan jaminan finansial dari orang tua dan sebagainya akan berdampak langsung pada kondisi psikis kalian. Kalian akan terus menerus merasa tertekan hingga akhirnya kalian menyesali keputusan ini.

Pada saat kalian merasa menyesal, kalian akan cenderung menyalahkan diri kalian sendiri. Penyesalan yang terjadi dalam jangka waktu lama akan berdampak pada tergerusnya nilai-nilai positif dalam diri. Ini yang menyebabkan seseorang berakhir pada kondisi depresi. Selain depresi akan ada kemungkinan gangguan psikis lainnya seperti gangguan bipolar, panik, cemas dan perasaan tidak aman.

4. Perceraian
Berdasarkan berbagai fakta yang tidak menyenangkan lebih banyak terjadi dan juga karena kondisi hormon masih terus mengalami perubahan tidak menutup kemungkinan bahwa pasangan pada rentang usia remaja ini lebih memilih untuk berpisah. Terlebih pada masa ini, seorang remaja belum memilki tingkat daya berpikir yang matang. Mereka hanya beranggapan bahwa pernikahan hanya sebuah hubungan layaknya berpacaran. Jangan salahkan mereka atas konsep ini. Karena memang pada rentang usia remaja ini, mereka hanya mengetahui sebatas mengenal satu sama lain dan belum mengenal konsep pernikahan secara untuh.

Biasanya perceraian yang terjadi akibat masalah-masalah kecil yang seharusnya bisa ditangain (pada orang dewasa) namun mereka lebih memilih untuk berpisah karena mereka beranggapan bahwa sudah tidak cocok satu sama lain hanya karena berbeda pendapat.